Mau Beli Apartemen untuk Investasi, Yuk Simak Tips Ini!





Setidaknya terdapat dua alasan mengapa seseorang berinvestasi. Pertama, adalah menginginkan kenaikan modal, kedua mencari penghasilan pasif sebagai penghasilan tambahan.

Sesuai dengan tujuannya, investasi memiliki proyeksi jangka panjang. Bagi Anda yang belum berusia 40 tahun, sebaiknya jeli memilih produk poperti yang memberikan kenaikan modal secara agresif. Salah satu produk properti yang terbilang agresif adalah apartemen.

Mengingat tingginya harga lahan di Jakarta dan terbatasnya lahan untuk hunian, ternyata apartemen bisa menjadi pilihan hunian masa kini. Masyarakat produktif lebih mempertimbangkan akses transportasi, fasilitas, dan yang paling penting peluang investasi.

Pedapat senada juga diutarakan oleh Aris Syamsul, direktur operasional Apartemen Titanium-Aston Cijantung yang melihat peluang menarik yang dapat menyerap pasar apartemen di daerah pinggir Jakarta.

Namun menurutnya, kendati berpeluang baik, masyarakat harus pintar dan cerdik melihat potensi apartemen itu sendiri.

“Jangan sampai, mudah tergiur dengan penawarn harga yang murah, dan janji manis ini itu, pembeli akan rugi pada waktu tertentu,” kata Aris dikutip dari laman Rumah.com, Senin (4/7/2016).

Menurutnya, pembeli harus mempertimbangkan lima hal untuk mendukung tujuan investasi apartemen Anda:

Lokasi

Mempertimbangkan faktor lokasi adalah hal mutlak bila Anda menginginkan keuntungan. Namun pertanyaanya, lokasi yang seperti apa yang bisa memberikan keuntungan?

“Bagi pengembang, memilih lokasi membangun apartemen haruslah memiliki penilaian sunrise property. Dan pertimbangan ini jugalah yang akan menguntungkan pembeli yang hendak berinvestasi,” katanya.

Kategori sunrise property cukup beragam. Ada yang menganggap lokasi sunrises properti dekat dengan pembangunan infrastruktur. Namun ada juga yang mengamini jarak menuju pusat bisnis adalah indikator utama.

Menurut Aris, kategori sunrise property adalah lokasi yang memiliki akses jalan yang sudah ada. Selain itu, kedekatan dengan pusat bisnis atau industri yang sedang mengalami kemajuan.

“Secara keseluruhan, lokasi menentukan pangsa pasar yang diinginkan dan besaran keuntungan yang hendak diraih,” paparnya.

Cijantung adalah salah satu lokasi sunrise property. Tepatnya di sepanjang Jalan Bogor-Jakarta. Jalan ini menjadi penghubung Jakarta dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor.

Aris juga menambahkan, selain menjadi jalan penghubung ada dua alasan mengapa lokasi ini dikatakan sunrise properti.

“Lokasi ini cukup dekat dengan Jalan TB. Simatupang, di mana sepanjang jalan tersebut terdapat perkantoran baik nasional maupun multinasional. Harga tanah di kawasan tersebut juga sudah terlampau tinggi, bisa mencapai lebih Rp20 juta meter persegi. Kedua, di Jalan Bogor-Jakarta juga terdapat lebih dari 90 perusahaan asing yang membutuhkan hunian yang dekat dengan tempat bekerja,” jelas Aris.

Dari paparan tersebut, pembeli bisa meraba keuntungan yang didapat. Apartemen Titanium Aston ini sudah mensurvey, untuk level pekerja top management, gaji ditaksir lebih dari Rp7 juta. Dimana kategori pekerja bukan lagi lokasi tetapi sudah tenaga kerja asing seperti China, Korea, dan Jepang.

Harga sewa di sekitar juga bisa mencapai Rp3 juta – Rp6 juta per bulan sesuai dengan tipe unit dan furnish ruangan.

“Hal lain yang juga menarik adalah, di sepanjang jalan ini belum ada kompetitor lain yang menawarkan fasilitas yang serupa. Artinya, pembeli juga harus melihat peluang kompetitor. Kalau bisa terdapat sedikit kompetitor, atau bahkan tidak ada kompetitor sama sekali,” pesannya.

Kenaikan harga

Faktor kedua yang harus diperhatikan adalah mengenai kenaikan harga. Pembeli wajib mengetahui kapan apartemen tersebut dimulai dibangun, dan kisaran harga awal hingga sampai waktu pembeli berkunjung ke apartemen tersebut.

Aris mencoba menerangkan kenaikan yang signifikan terjadi pada Apartemen Titanium Aston dimana pada awal pembangunan 2012, unit 1 bedroom dibanderol sebesar Rp275 juta. Pada tahun 2016 semester kedua mengalami kenaikan hingga 100% menjadi Rp565 juta.

“Di tower A, total 400 unit sudah habis terjual, dan kebanyakan dari penghuni menyewakan kembali dengan harga Rp3 juta per bulan. Dari sana, bila dihitung berdasarkan return on investment bisa mencapai 64% dengan asumsi harga sewa flat selama 2 tahun. Padahal, sebenarnya harga sewa juga bisa naik seiring pertumbuhan ekonomi global,”kata Aris.

Jadi, pertimbangkan dari kenaikan harga yang terjadi dan hitung sesuai perhitungan return on investmentnya.

Status lahan

Selanjutnya adalah jeli untuk mencari kebenaran status lahan apartemen tersebut. Apartemen yang tepat dijadikan untuk berinvestasi adalah sudah menjadi hak milik pengembang, dan bukan masih status Build, Operate, Transfer (BOT).

BOT sendiri merupakan upaya pemanfaatan aset milik negara atau daerah berupa tanah yang pemanfaatannya dilimpahkan kepada pihak lain atau swasta selama jangka waktu tertentu.

Pihak swasta memperoleh hak konsensi (hak mengelola lahan dan bangunan) dan pemerintah mendapatkan royalti atas pemakaian asetnya.

Secara pemanfaatan sangat baik, namun kelemahan dari status BOT ini adalah pada saat habis masa penggunaan oleh pihak swasta, tanah dan bangunan yang dibangun swasta di atas tanah tersebut harus dikembalikan atau diserahkan kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

“Bila Anda membeli 1 unit apartemen di atas lahan dengan status BOT, sekian ratus juta akan terjun payung dengan perhitungan sebesar 70% – 80% akan mengembalikan uang kepada pengembang. Nanti, uang tersebut dibagi-bagikan kepada penghuni sesuai luasan unit apartemen,” jelasnya.

Jadi jangan sampai, Anda harus gigit jari karena sekian juta melayang hanya karena tidak jeli mencari kondisi status lahan.

Fasilitas

Mengingat penghuni apartemen sangat dinamis, jadi pilihan apartemen yang menyediakan fasilitas lengkap seperti pasar swalayan, foodcourt, area parkir, shuttle bus, service charge yang terjangkau, kolam renang, taman bermain, dan fasilitas olahraga.

Memiliki area komersil

Terakhir adalah memiliki area komersial seperti hotel atau condotel. Dengan adanya area komersil seperti itu, sebenarnya membuka pangsa pasar yang berpotensial.

Artinya, pasar akan menimbangkan antara dua pilihan, apabila harga sewa hotel dinilai lebih mahal.

Sumber: http://properti.liputan6.com/read/2544669/mau-beli-apartemen-untuk-investasi-yuk-simak-tips-ini

Komentar

Postingan Populer